Menghitung Jumlah Korban Pembunuhan Massal Tahun 1965/1966

Menurut Robert Cribb ada beberapa cara untuk menghitung jumlah korban pembunuhan massal tahun 1965/1966. Pertama, dengan mengutip keterangan resmi dari pemerintah atau instansi keamanan. Menurut Fact Finding Commission yang dibentuk setelah peristiwa berdarah tersebut, jumlah korban adalah 78.000 orang. Tetapi Oei Tju Tat yang menjadi ketua tim itu mengatakan bahwa angka itu terlalu kecil. Lebih tepat bila ditambah dengan satu angka nol (0) dibelakangnya (maksudnya 780.000). Kopkamtib dalam salah satu laporannya menyebut angka 1 juta jiwa (800.000 di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta masing-masing 100.000 di Bali dan Sumatera).

Korban Pembunuhan Massal Tahun 1965/1966
https://scontent.fsub5-2.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56436531_1234539040030510_5391422753897185280_n.jpg?_nc_cat=110&_nc_ht=scontent.fsub5-2.fna&oh=c752a6cf4089797f9c2975081f16f81e&oe=5D306204

Metode kedua, adalah dengan cara menghitung jenazah yang menjadi korban pembantaian. Ini bisa dilakukan dengan cara membongkar kembali kuburan-kuburan massal yang tersebar diseluruh wilayah konflik. Tetapi jumlah pasti tidak akan akurat mengingat ada sebagian korban itu dibakar sampai hangus jadi abu, di buang ke hutan dan dimangsa binatang buas atau di campakkan ke sungai maupun ke laut.

Metode ketiga, dengan meminta kesaksian dari korban yang kebetulan selamat, orang yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri atau pelakunya sendiri. Ini bisa dilakukan namun cara ini akan memakan waktu yang cukup lama.

Korban Pembunuhan Massal Tahun 1965/1966
https://scontent.fsub5-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56317657_1234539070030507_6697064722795069440_n.jpg?_nc_cat=102&_nc_ht=scontent.fsub5-1.fna&oh=2475e57fa018cb0bae4cc04cef4ea375&oe=5D4C1F44
Korban Pembunuhan Massal Tahun 1965/1966
https://scontent.fsub5-2.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56395052_1234539096697171_3748576284045737984_n.jpg?_nc_cat=100&_nc_ht=scontent.fsub5-2.fna&oh=06caf768e6a9a0f4bc3f34318bdb5cb4&oe=5D3026E6

Metode keempat, dengan teknik demografi, membandingkan jumlah penduduk suatu daerah sebelum dan sesudah kejadian. Jadi, angkanya diperoleh melalui selisihnya. Kelemahan metode ini adalah angka sensus yang tersedia mencakup periode yang jauh lebih panjang, yakni tahun 1961 dan 1971. Selain itu tidak semua yang meninggal itu karena pembunuhan, bisa juga karena mati wajar atau sakit. Demikian pula orang-orang yang berpindah tempat tinggal ke daerah lain selama periode itu tentu harus dikeluarkan dalam perhitungan.

Korban Pembunuhan Massal Tahun 1965/1966
https://scontent.fsub5-1.fna.fbcdn.net/v/t1.0-9/56320374_1234539116697169_6715051294211440640_n.jpg?_nc_cat=103&_nc_ht=scontent.fsub5-1.fna&oh=fe4f7fe52681c34b7681a9537b59b930&oe=5D4C9823

Metode kelima, dengan mengandalkan intuisi. Angka yang diperoleh bersifat moderat di tengah-tengah, tidak terlampau kecil juga tidak terlalu besar. Robert Cribb menyebut jumlah 500.000 sebagai angka yang wajar. Jumlah tersebut didukung oleh metode keenam yang dibuat Iwan Gardono, dengan menjumlahkan semua angka pada 39 artikel atau buku yang pernah mengulas pembantaian 1965/1966, dan membagi dengan 39 sehingga dapat diperoleh angka rata-rata 430.590 orang.

Referensi : The Indonesian Killings. Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966
Foto: Menangkap, menginterogasi dan mengeksekusi mati para pelaku pemberontakan PKI Madiun yang berhasil ditangkap.
Freelancer

Posting Komentar

© Izenet. All rights reserved. Premium By Izenet